Comedogenic: Kenali Risiko Bahan Penyumbat Pori
Eva Mulia Clinic – Comedogenic merupakan istilah yang sering muncul dalam dunia perawatan kulit, tapi masih banyak yang belum benar-benar memahami artinya. Buat Kamu yang sedang berjuang dengan jerawat atau komedo yang sering muncul tiba-tiba, istilah ini bisa jadi kunci untuk memahami penyebabnya. Secara sederhana, comedogenic mengacu pada sifat suatu bahan yang dapat menyumbat pori-pori kulit. Saat pori-pori tersumbat, muncullah jerawat, komedo, dan berbagai masalah kulit lainnya yang cukup mengganggu.
Dalam dunia skincare, istilah ini sering terlihat di label produk seperti pelembap, sunscreen, serum, dan makeup. Namun, belum tentu semua orang memperhatikan pernyataan tersebut dengan saksama. Padahal, untuk kulit yang sensitif atau rentan berjerawat, memilih produk yang mengandung bahan comedogenic bisa memperburuk kondisi. Oleh karena itu, memahami istilah comedogenic bukan hanya berguna, tapi juga bisa menjadi game changer dalam rutinitas perawatan kulitmu.
Yang sering tidak disadari adalah bahwa banyak bahan yang terlihat “alami” dan “aman” justru memiliki tingkat comedogenic tinggi. Misalnya, minyak kelapa—yang sering digunakan untuk kelembapan—ternyata cukup berisiko bagi kulit acne-prone. Maka, mengenal kandungan ini dan belajar menyesuaikan produk dengan kondisi kulit adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kulit tetap bersih dan sehat.
Apa Itu Comedogenic dan Mengapa Penting Diketahui?

Istilah comedogenic berasal dari kata comedo, yaitu pori-pori yang tersumbat oleh campuran minyak (sebum), sel kulit mati, dan kotoran. Bahan-bahan comedogenic cenderung mempercepat penumpukan ini, sehingga memicu munculnya jerawat dan komedo. Skala comedogenic biasanya dinilai dari angka 0 hingga 5. Skor 0 berarti tidak menyumbat pori sama sekali, sedangkan 5 menandakan kemungkinan besar bahan tersebut akan menyumbat pori.
Memahami skala ini sangat penting, terutama bagi Kamu yang memiliki kulit berminyak atau mudah berjerawat. Menghindari bahan comedogenic bisa membantu mencegah breakout yang tak diinginkan dan mempercepat proses penyembuhan kulit. Sebaliknya, jika kulitmu cenderung kering dan tidak mudah berjerawat, bahan comedogenic tingkat rendah hingga sedang masih bisa digunakan secara aman.
Namun perlu diingat, respons kulit terhadap bahan comedogenic bisa berbeda-beda. Ada yang langsung breakout, ada pula yang baik-baik saja. Oleh karena itu, penting sekali untuk memperhatikan reaksi kulit saat mencoba produk baru. Mengamati kandungan, melakukan patch test, dan menyesuaikan skincare dengan jenis kulit adalah langkah yang bijak untuk mencegah efek negatif dari bahan yang berpotensi menyumbat pori.
Daftar Kandungan Skincare Comedogenic yang Wajib Diwaspadai
Ada banyak bahan dalam produk skincare dan kosmetik yang dinilai comedogenic. Beberapa di antaranya memang efektif untuk melembapkan atau membuat tekstur produk jadi lebih nyaman digunakan, tapi sayangnya, mereka bisa menyebabkan pori-pori tersumbat. Berikut ini daftar bahan comedogenic yang perlu Kamu waspadai:
- Coconut oil (minyak kelapa): Sangat populer sebagai pelembap alami, namun memiliki tingkat comedogenic 4–5. Cenderung menyumbat pori, terutama untuk kulit berminyak.
- Isopropyl myristate: Digunakan untuk membuat produk terasa ringan dan cepat menyerap, tapi sangat comedogenic.
- Lanolin: Berasal dari bulu domba, sering dipakai dalam pelembap. Cenderung menyumbat pori pada kulit sensitif.
- Cocoa butter: Meski kaya nutrisi, butter ini termasuk comedogenic karena sifatnya yang sangat oklusif.
- Wheat germ oil: Kaya vitamin E, tetapi comedogenic-nya tinggi sehingga sebaiknya dihindari jika kulit rentan berjerawat.
- Oleic acid: Umumnya ditemukan dalam minyak zaitun dan bahan-bahan alami lain. Tidak cocok untuk kulit acne-prone.
- Myristyl myristate: Sering digunakan untuk tekstur krim dan lotion, tapi dikenal sangat menyumbat pori.
- Sodium lauryl sulfate: Bahan pembersih dalam sabun atau sabun cuci muka, bisa menyebabkan iritasi dan memperparah jerawat.
- Decyl oleate: Digunakan untuk melembapkan, namun memiliki sifat comedogenic yang tinggi.
- Algae extract: Meskipun terdengar alami, beberapa bentuk ekstrak alga tergolong tinggi dalam skala comedogenic.
Tipsnya, biasakan untuk memeriksa label komposisi produk sebelum membeli. Jika bahan-bahan di atas muncul di urutan awal daftar, maka jumlah kandungannya cukup tinggi dan sebaiknya dihindari, terutama untuk kulit berjerawat.
Tips Memilih Skincare Bebas Comedogenic
Memilih produk skincare yang bebas comedogenic sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Kuncinya adalah mindful reading pada komposisi dan mengenal jenis kulitmu sendiri. Pertama-tama, carilah produk yang mencantumkan klaim “non-comedogenic” di labelnya. Ini menandakan bahwa produk tersebut telah diuji dan tidak menyumbat pori.
Tapi jangan berhenti sampai di situ. Tetap cek daftar bahan dan cari tahu rating comedogenic-nya. Gunakan referensi terpercaya atau daftar bahan comedogenic yang bisa ditemukan online. Untuk pemilik kulit berminyak, pilih tekstur yang ringan seperti gel atau lotion, dan hindari krim yang terlalu kental.
Selain itu, penting juga untuk melakukan patch test, terutama jika Kamu memiliki kulit sensitif atau sedang breakout. Coba aplikasikan produk di area rahang atau leher selama beberapa hari untuk melihat apakah ada reaksi negatif. Jika tidak ada reaksi buruk, baru lanjutkan ke seluruh wajah.
Gunakan Bahan Alternatif yang Aman dan Efektif
Untungnya, ada banyak bahan skincare yang rendah comedogenic bahkan non-comedogenic, namun tetap efektif merawat kulit. Beberapa bahan yang bisa Kamu prioritaskan antara lain:
- Hyaluronic acid: Memberikan hidrasi maksimal tanpa menyumbat pori.
- Niacinamide: Menenangkan peradangan dan membantu mencerahkan kulit.
- Zinc PCA: Mengontrol produksi minyak dan membantu melawan jerawat.
- Aloe vera: Memberikan efek menenangkan, cocok untuk kulit sensitif dan iritasi.
- Glycerin: Humektan alami yang menjaga kelembapan tanpa menyebabkan breakout.
Bahan-bahan ini bekerja sangat baik bahkan untuk kulit acne-prone, asalkan digunakan secara konsisten dan sesuai kebutuhan. Jadi, bukan berarti kulit berjerawat tidak bisa menggunakan skincare yang melembapkan. Yang penting adalah memilih kandungan yang tidak menghambat pernapasan kulit.
Skincare yang Sesuai adalah Kunci Perawatan Kulit Jangka Panjang
Pahami bahwa tidak semua orang akan bereaksi sama terhadap bahan comedogenic. Namun, untuk Kamu yang sering mengalami jerawat, mengenali istilah ini bisa membantu mencegah kondisi yang lebih parah. Pengetahuan ini juga bisa membantumu memilih produk yang benar-benar aman dan tepat sesuai jenis kulit.
Jika Kamu merasa sudah mencoba berbagai produk tapi jerawat tak kunjung reda, bisa jadi masalahnya ada pada kandungan comedogenic di dalamnya. Evaluasi kembali skincare-mu dan cobalah untuk beralih ke produk yang lebih bersih, ringan, dan rendah risiko. Untuk hasil terbaik, perawatan kulit rumahan juga bisa dikombinasikan dengan konsultasi langsung dari ahli kecantikan profesional.
Kamu bisa langsung menghubungi tim Eva Mulia Clinic untuk mendapatkan analisa kulit dan saran produk non-comedogenic yang sesuai dengan kondisi kulitmu. Yuk, ngobrol langsung dan konsultasikan perawatan kulitmu melalui: Official Whatsapp Eva Mulia Clinic