Kapan Jerawat Hormon Muncul dan Bagaimana Cara Mengatasinya dengan Aman?
Eva Mulia Clinic – Banyak orang mengalami jerawat yang datang dan pergi tanpa bisa diprediksi, terutama di waktu-waktu tertentu seperti menjelang menstruasi, saat stres, atau bahkan ketika sedang merasa kelelahan. Jerawat jenis ini sering disebut sebagai jerawat hormon, dan meskipun umum terjadi, banyak orang tidak benar-benar memahami kapan jerawat hormon muncul serta bagaimana cara menanganinya dengan efektif tanpa memperburuk kondisi kulit.
Jerawat hormon bisa menjadi masalah yang cukup mengganggu. Selain membuat rasa percaya diri menurun, jerawat ini juga sering muncul di area wajah yang mencolok seperti dagu, pipi bagian bawah, dan rahang. Tidak jarang, jerawat hormon juga terasa nyeri, meradang, dan sulit hilang meskipun sudah menggunakan berbagai produk skincare. Kondisi ini membuat banyak orang merasa frustrasi karena jerawat seakan muncul berulang setiap bulan.
Namun, penting untuk diketahui bahwa jerawat hormon adalah reaksi alami tubuh terhadap perubahan kadar hormon. Ini artinya, jerawat jenis ini bisa dikelola dengan baik jika kamu memahami waktu kemunculannya dan mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang kapan jerawat hormon biasanya muncul, penyebab utamanya, serta cara paling efektif untuk menenangkan dan mencegahnya kembali.
Mengenal Jerawat Hormon dan Ciri-Cirinya

Jerawat hormon adalah jenis jerawat yang muncul akibat ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon androgen seperti testosteron. Hormon ini merangsang kelenjar sebaceous (penghasil minyak alami kulit) untuk memproduksi sebum berlebih. Ketika produksi minyak meningkat dan bercampur dengan sel kulit mati serta bakteri, pori-pori bisa tersumbat dan menyebabkan jerawat meradang.
Ciri-ciri jerawat hormon biasanya cukup mudah dikenali:
- Muncul di area wajah bagian bawah seperti dagu, rahang, atau leher.
- Bentuknya cenderung besar, keras, dan terasa nyeri.
- Sering muncul secara siklus, terutama menjelang menstruasi.
- Sulit hilang sepenuhnya dan sering meninggalkan bekas kehitaman.
Jerawat hormon tidak hanya terjadi pada remaja, tetapi juga sering dialami orang dewasa, terutama perempuan usia 25 tahun ke atas.
Kapan Jerawat Hormon Biasanya Muncul?
Jerawat hormon memiliki pola kemunculan yang cukup khas dan berkaitan erat dengan fluktuasi hormon di dalam tubuh. Berikut beberapa waktu paling umum di mana jerawat hormon muncul:
1. Menjelang Menstruasi
Bagi banyak perempuan, jerawat hormon sering muncul sekitar satu minggu sebelum datang bulan. Pada fase ini, kadar estrogen menurun dan kadar progesteron meningkat. Perubahan ini memicu produksi minyak berlebih dan membuat kulit lebih rentan terhadap penyumbatan pori.
Biasanya jerawat yang muncul pada fase ini berada di sekitar dagu, rahang, dan kadang di pipi bagian bawah. Jerawat juga bisa terasa lebih nyeri karena peradangan yang terjadi lebih dalam.
2. Saat Stres Berat
Ketika kamu sedang stres, tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol. Hormon ini dapat meningkatkan kadar androgen, yang akhirnya memperbanyak produksi sebum di kulit. Hal ini membuat kulit menjadi lebih berminyak dan mudah berjerawat.
Stres juga memperlambat proses penyembuhan jerawat yang sudah ada, membuat peradangan bertahan lebih lama dari biasanya.
3. Selama Masa Pubertas
Pada masa pubertas, tubuh sedang aktif memproduksi hormon androgen. Hal ini menjelaskan mengapa remaja lebih sering mengalami jerawat di area wajah, punggung, dan dada.
4. Setelah Menghentikan Pil KB atau Perubahan Pola Hormon
Bagi perempuan yang baru berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal, jerawat bisa muncul karena tubuh sedang menyesuaikan diri dengan perubahan kadar hormon. Begitu juga saat hamil, menyusui, atau menjelang menopause, fluktuasi hormon dapat memicu jerawat hormon muncul kembali.
5. Kurang Tidur dan Pola Makan Tidak Seimbang
Kekurangan tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh, termasuk hormon kortisol dan insulin. Pola makan tinggi gula dan makanan olahan juga bisa memperparah kondisi ini, membuat jerawat hormon lebih mudah muncul.
Mengapa Jerawat Hormon Sulit Hilang?
Jerawat hormon sering dianggap lebih bandel dibandingkan jenis jerawat lainnya. Ini karena penyebab utamanya berasal dari dalam tubuh, bukan hanya dari permukaan kulit. Jadi, perawatan luar saja sering kali tidak cukup.
Selain itu, jerawat hormon sering muncul di area dengan kelenjar minyak yang lebih aktif. Jika kamu hanya fokus menggunakan produk anti jerawat tanpa menyeimbangkan gaya hidup dan perawatan dari dalam, jerawat bisa terus muncul berulang setiap bulan.
Faktor lain seperti stres, kurang tidur, dan penggunaan skincare yang tidak sesuai jenis kulit juga bisa memperparah kondisi jerawat hormon. Karena itu, kunci utama dalam menanganinya adalah memahami bahwa ini bukan hanya masalah kulit, melainkan juga keseimbangan tubuh secara keseluruhan.
Cara Mengatasi Jerawat Hormon dengan Aman dan Efektif
Mengatasi jerawat hormon membutuhkan pendekatan menyeluruh, baik dari dalam maupun luar. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk menenangkan kulit sekaligus membantu mengontrol hormon secara alami:
1. Gunakan Skincare yang Tepat untuk Kulit Berjerawat
Skincare harian sangat berperan penting dalam membantu mengurangi peradangan jerawat. Pilih produk dengan kandungan aktif yang dapat menenangkan kulit dan mengontrol produksi minyak berlebih, seperti:
- Niacinamide: membantu mengurangi kemerahan dan memperkuat skin barrier.
- Salicylic Acid (BHA): membersihkan pori dari minyak dan sel kulit mati.
- Benzoyl Peroxide: membunuh bakteri penyebab jerawat.
- Tea Tree Oil: memiliki efek anti bakteri alami yang menenangkan jerawat aktif.
Gunakan pelembap yang ringan dan non-comedogenic agar tidak menyumbat pori. Hindari penggunaan skincare dengan bahan berat seperti mineral oil atau parfum berlebihan.
2. Hindari Kebiasaan Menyentuh dan Memencet Jerawat
Kebiasaan menyentuh wajah tanpa sadar bisa memindahkan bakteri dari tangan ke wajah, memperparah kondisi jerawat. Sementara memencet jerawat hanya akan membuat peradangan semakin dalam dan berpotensi meninggalkan bekas yang sulit hilang.
3. Jaga Pola Makan dan Asupan Nutrisi
Makanan sangat memengaruhi keseimbangan hormon dan kondisi kulit. Untuk membantu mengontrol jerawat hormon, cobalah menerapkan pola makan yang seimbang dengan memperbanyak:
- Sayuran hijau dan buah-buahan segar.
- Makanan tinggi omega-3 seperti ikan salmon dan kacang almond.
- Air putih minimal dua liter per hari untuk menjaga hidrasi kulit.
Hindari makanan tinggi gula, produk susu berlebihan, dan makanan olahan yang bisa memicu lonjakan insulin serta peradangan kulit.
4. Kelola Stres dengan Baik
Stres adalah salah satu pemicu utama jerawat hormon. Cobalah meluangkan waktu untuk relaksasi, seperti olahraga ringan, yoga, atau sekadar berjalan santai di pagi hari. Tidur cukup minimal 7 jam setiap malam juga membantu menyeimbangkan hormon dan mempercepat proses regenerasi kulit.
5. Pertimbangkan Perawatan Medis Jika Jerawat Tidak Terkontrol
Jika jerawat hormon terasa berat atau sering kambuh, sebaiknya konsultasikan ke dokter kulit. Di Eva Mulia Clinic, tersedia berbagai perawatan profesional yang bisa membantu, seperti:
- Facial Acne Treatment: membantu membersihkan pori dan mengurangi peradangan.
- Laser Acne Therapy: membantu mengontrol produksi minyak dan mempercepat penyembuhan jerawat.
- Chemical Peeling: mengangkat sel kulit mati dan memperbaiki tekstur kulit tanpa membuat iritasi.
Perawatan seperti ini dilakukan dengan pengawasan dokter agar hasilnya aman dan optimal sesuai kondisi kulitmu.
Tips Tambahan Agar Jerawat Hormon Tidak Mudah Kambuh
- Rutin membersihkan wajah dua kali sehari menggunakan cleanser lembut.
- Gunakan sunscreen setiap pagi untuk mencegah peradangan akibat sinar UV.
- Jangan gonta-ganti produk skincare terlalu sering.
- Hindari tidur dengan makeup masih menempel.
- Gunakan produk skincare yang telah terdaftar di BPOM seperti yang tersedia di Shopee Eva Mulia Official Shop.
Kesimpulan
Jerawat hormon memang tidak bisa dihindari sepenuhnya karena berkaitan dengan sistem alami tubuh. Namun, dengan memahami kapan jerawat hormon muncul dan bagaimana cara menanganinya, kamu bisa mengurangi frekuensi serta tingkat keparahannya secara signifikan. Fokuslah pada keseimbangan tubuh, rutinitas skincare yang konsisten, serta perawatan kulit yang sesuai dengan kondisi kulitmu.
Jika kamu ingin tahu perawatan mana yang paling cocok untuk kondisi kulitmu, kamu bisa langsung berkonsultasi dengan tim profesional melalui Official Whatsapp Eva Mulia Clinic. Kami siap membantu memberikan solusi terbaik agar kulitmu kembali sehat, bersih, dan bebas dari jerawat hormon yang mengganggu.
FAQ
1. Apakah jerawat hormon bisa hilang dengan skincare saja?
Skincare bisa membantu mengontrol jerawat hormon, tetapi untuk hasil optimal biasanya perlu didukung dengan perawatan dari dalam seperti menjaga pola makan dan keseimbangan hormon.
2. Apakah jerawat hormon hanya dialami perempuan?
Tidak. Laki-laki juga bisa mengalami jerawat hormon karena kadar hormon androgen yang tinggi dapat memicu produksi minyak berlebih.
3. Apakah jerawat hormon berbahaya?
Tidak berbahaya, tapi jika dibiarkan bisa menyebabkan peradangan kronis dan meninggalkan bekas jerawat yang sulit dihilangkan.
4. Kapan waktu terbaik untuk konsultasi ke dokter?
Jika jerawat muncul terus-menerus setiap bulan atau terasa nyeri dan meradang parah, segera konsultasi ke dokter kulit untuk mendapatkan penanganan profesional.
5. Apakah perawatan di klinik bisa membantu jerawat hormon?
Ya, perawatan di klinik seperti laser atau peeling dapat membantu menenangkan peradangan, mengontrol minyak, dan mempercepat regenerasi kulit.